Total Pageviews

Saturday, November 13, 2010

Menuntut Kesempurnaan

Aku cinta mamaku.
Namun kusadari dia tidak sempurna.

Apakah aku cinta mamaku karena ketidaksempurnaannya, ataukah aku mencintainya karena dia mamaku?

Mamaku menambah air di sop setengah mendidih dengan air keran, padahal di dekatnya ada air Aqua galon.
Mamaku merebus air minum dengan tanpa menutup panci, padahal cicak berseliweran di atas kompor.
Mamaku bilang sudah memasak, tapi hanya lauknya saja dan tanpa ada sayur tersaji di meja.
Mamaku menyeterikakan pakaianku, tapi membiarkan benang-benang yang lepas.
Mamaku menyeterikakan kemejaku, tapi kerah dan saku dada "keriting".
Mamaku merendam centong nasi di mangkuk penuh air yang keruh, padahal bakteri akan banyak berkembang di sana.
Mamaku berceloteh mengenai "tabungan amal"-ku yang ku tak ingin ketahui berapa saldonya.
Mamaku tidak menutup botol atau tube atau apa pun itu dengan sempurna, padahal bisa saja isinya tumpah ke mana-mana.

Aku bilang pada mamaku saat dia agak mengeluh mengenai perawatan ayahku yang kena stroke: "Coba bayangkan kalo Fadjar itu sakit. Bagaimana Mama mau anaknya dirawat oleh menantu Mama?"



Aku takut nanti (calon) istriku menambahkan air di sop setengah mendidih dengan air keran, padahal di dekatnya ada air Aqua galon.
Aku takut nanti (calon) istriku merebus air minum dengan tanpa menutup panci, padahal cicak berseliweran di atas kompor.
Aku takut nanti (calon) istriku bilang sudah memasak, tapi hanya lauknya saja dan tanpa ada sayur tersaji di meja.
Aku tidak mau (calon) istriku menyeterikakan pakaianku, tapi membiarkan benang-benang yang lepas.
Aku akan sangat sebal bila (calon) istriku menyeterikakan kemejaku, tapi kerah dan saku dada "keriting".
Aku tidak mau (calon) istriku merendam centong nasi di mangkuk penuh air yang keruh, padahal bakteri akan banyak berkembang di sana.
Aku akan marah bila (calon) istriku berceloteh mengenai "tabungan amal"-ku yang ku tak ingin ketahui berapa saldonya.
Aku tak mau (calon) istriku tidak menutup botol atau tube atau apa pun itu dengan sempurna, padahal bisa saja isinya tumpah ke mana-mana.

Padahal aku harusnya berterima kasih pada mamaku yang mau memasakiku, menyeterikakan bajuku, mengingatkanku.
Padahal aku tidak akan pernah bisa membahagiakannya.
Padahal harusnya aku menyadari bahwa mamaku memang tidak sempurna.

Padahal harusnya aku malu bila aku tidak bisa lebih baik dari ayah dari (calon) istriku.

Aku takut, aku akan memiliki anak yang memiliki pemikiran sama seperti apa yang kupikirkan saat ini, terhadap ibu dan ayahnya.....

1 comment:

Anonymous said...

Sebenernya yang terjadi tu cuma kesalahan2 kecil yang dibesar2kan oleh dirimu deh. Your mom still does the ironing for you? omg. *geleng2 kepala* yet she has to take care of your father, so wajarlah kalo pikirannya terbagi2 jadi ga konsen ngerjain rutinitasnya....Be forgiving, and see thing from a bigger picture, you'll thank God that you still have parents that love you unconditionally.

This morning I just called my mom and dad wishing I were there with them right now so I could give them hugs and kisses and listen to their wisdom words. But all I could do was just saying 'I love you Mom, Dad'....

So my point is, love your mom as what she is. Don't put up your standard of living againts hers -- or her condition, cherish her love when it lasts,.. :)